Meraup Keuntungan dengan Budidaya Cengkeh

Cengkeh merupakan salah satu rempah-rempah yang sering digunakan sebagai bumbu dari berbagai masakan seperti, sop konro, semur ayam, soto bening Banjar, dan masih banyak lagi. Selain digunakan sebagai bumbu masak, cengkeh juga digunakan sebagai obat tradisional. Tak heran jika para petani mulai melirik budidaya cengke yang potensial.

Sejarah Singkat tentang Cengkeh

Sebelum memulai budi daya cengke, Anda sebaiknya mengenal lebih dalam tentang sejarah tanaman ini terlebih dulu. Cengkeh merupakan tanaman asli Indonesia yang berasal dari pulau Maluku. Cengkeh berasal dari “Empat Pulau Gunung Maluku” yaitu Ternate, Moti, Tidore, dan Makian.

Cengkeh telah dikenal luas di Indonesia dan beberapa negara tetangga sejak beberapa abad sebelum masehi. Hal ini karena para saudagar Arab dan Cina membawa cengkeh dari Indonesia menuju Eropa.

Masyarakat Eropa menggunakan cengkeh sebagai bumbu masakan, obat tradisional, wewangian, bahkan untuk mengawetkan bahan pangan. Hal ini tentu sangat menguntungkan masyarakat Eropa karena mereka akhirnya dapat mengawetkan bahan makanan selama beberapa musim.

budidaya cengkeh

Manfaat cengkeh yang beraneka ragam terutama sebagai bahan pengawet alami membawa masa yang kelam bagi masyarakat Indonesia. Bangsa Eropa yang merasa tidak puas dengan hasil rempah-rempah yang didapatkan dari saudagar Arab dan Cina, mulai berpikir untuk menguasai komoditas cengkeh dengan harga yang sangat murah tetapi hasil yang berlimpah.

Mengapa Budidaya Cengkeh Sangat Menjanjikan?

Mungkin tebersit suatu pertanyaan di benak Anda tentang mengapa harus membudidayakan cengkeh. Mengapa bukan pala atau rempah-rempah yang lainnya? Bukankah Indonesia adalah negeri yang kaya akan rempah-rempah?

Memang benar Indonesia merupakan negeri penghasil rempah-rempah. Tetapi diantara semua rempah-rempah, cengke merupakan komoditas yang paling menjanjikan karena harga dan permintaan pasar yang tinggi. Bahkan cengkeh ini diekspor ke beberapa negara.

Cengkeh banyak dibutuhkan oleh berbagai usaha seperti rokok kretek, kosmetik, obat-obatan, dan bumbu masakan siap pakai. Hal ini yang menyebabkan permintaan terhadap cengkeh tidak pernah mati. Karena permintaan yang tinggi tersebut, harga jual cengkeh pun melonjak naik yaitu Rp100.000,00 hingga Rp200.000,00 per kilogram.

Sayangnya, permintan yang tinggi terhadap tanaman cengkeh tidak dibarengi dengan kemampuan budidaya cengkeh yang mumpuni. Hal ini menyebabkan cengkeh banyak dikenal oleh masyarakat sebagai salah satu komoditas impor. Sungguh ironis, bukan? Indonesia yang dijajah Belanda karena cengkeh, justru malah mengimpor rempah ini.

Tetapi, Anda dapat memanfaatkan kekurangan ini. Karena tidak banyak  petani yang mampu membudidayakan cengkeh, Anda memiliki peluang usaha yang cukup besar dengan persaingan yang kecil.

Selain itu, membudidayakan cengkeh relatif mudah. Memang dalam hal penanaman dan perawatan dibutuhkan keterampilan yang khusus, tetapi bukan berarti Anda tidak akan mungkin bisa melakukannya, bukan?

Modal yang digunakan untuk budidaya cengkeh juga relatif terjangkau. Untuk pengadaan bibit cengkeh saja Anda hanya perlu menghabiskan dana sekitar Rp2.500.000,00. Jika Anda dapat merawat tanaman cengkeh dengan benar, modal yang digelontorkan untuk bibit dan peralatan lainnya pun akan terbayar.

budidaya cengkeh

Syarat Budidaya Cengkeh

Cengkeh bukan merupakan tanaman yang dapat tumbuh subur di dataran tinggi dengan suhu yang sangat rendah. Itulah mengapa cengkeh tidak dapat tumbuh di negara-negara Eropa yang memiliki suhu yang sangat dingin pada musim-musim tertentu.

Tanaman cengkeh dapat tumbuh dengan baik pada daerah-daerah beriklim tropis yang berada pada 200 LU hingga 200 LS. Suhu yang diperlukan oleh tanaman cengkeh agar dapat tumbuh subur adalah 21 hingga 35 derajat Celcius dengan kondisi iklim yang cenderung lembab dan panas serta musim kemarau yang tidak terlalu panjang.

Selain keadaan iklim dan suhu, keadaan tanah juga memiliki peran yang sangat penting dalam pembudidayaan cengkeh. Tanah yang sesuai untuk budidaya cengkeh adalah tanah laterit dan aluvial. Selain itu, tanah yang hendak digunakan untuk menanam cengkeh harus tanah yang gembur dan dalam.

Kedalaman tanah yang dalam ini sangat penting, karena cengkeh merupakan tanaman dikotil dengan akar tunggang. Maka dari itu, kedalaman tanah harus 2 atau 3 meter. Selain tanah yang gembur dengan kedalaman antara 2 hingga 3 meter, tanah dengan sistem pengairan dan aerasi yang baik – contohnya, tanah berpasir – sangat sesuai untuk budidaya cengkeh.

Selain jenis tanah, Anda juga perlu memperhatikan tingkat keasaman pada tanah. Tanaman cengkeh akan cepat mengalami pembusukan pada akar jika ditanam pada tanah dengan tingkat keasaman yang kurang dari pH 4,5. Tanah dengan kadar asam seperti ini cenderung memiliki kadar air tanah yang tinggi dan saluran air yang buruk.

Di sisi lain, tanah dengan tingkat keasaman yang lebih dari 7 juga tidak baik untuk digunakan membudidayakan cengkeh. Tanah yang seperti ini cenderung memiliki kadar air yang rendah yang dapat membuat tanaman cengkeh mengalami kekeringan lalu mati. Jadi, pastikan tanah yang digunakan untuk budidaya cengkeh memiliki tingkat keasaman antara 4,5 hingga 7.

budidaya cengkeh

Cara Membudidayakan Cengkeh yang Baik

Agar mendapatkan hasil yang maksimal, sebagai petani cengkeh, Anda juga memerlukan cara-cara jitu dalam menanam dan membudidayakan cengkeh. Berikut adalah cara menanam dan membudidayakan cengkeh agar membuahkan hasil yang berkualitas.

1. Pilihlah BIbit Unggul

Tanaman yang berkualitas berasal dari bibit yang berkualitas pula. Maka dari itu, Anda tidak perlu merasa takut untuk menginvestasikan uang demi mendapatkan bibit cengkeh berkualitas yang biasanya lebih mahal.

Bibit cengkeh yang unggul memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Bibit cengkeh yang berusia 1 tahun biasanya memiliki tinggi minimal 60 cm. Untuk bibit yang berusia 2 tahun biasanya memiliki tinggi minimal 90 cm.
  • Bibit tidak berpenyakit. Hal ini dapat dilihat dari warna daun. Jumlah daun pada bibit unggul maksimal 63 pasang. Warna daun pun hijau muda dan hijau tua.
  • Bibit cengkeh yang unggul memiliki akar tunggang yang lurus dengan panjang 45 cm. Jumlah akar cabang ada 30 hingga 35.
  • Bibit unggul memiliki batang tunggal yang masing-masing percabangan terdapat 7 pasang.

2. Mempersiapkan Lahan

Proses mempersiapkan lahan ini memakan waktu yang cukup lama. Hal ini untuk memastikan bahwa tanah yang hendak digunakan untuk membudidayakan cengkeh terbebas dari gas-gas beracun yang dapat mengganggu pertumbuhan cengkeh.

  • Pertama-tama, siapkan lahan terlebih dahulu. Lahan yang digunakan untuk menanam cengkeh harus luas karena Anda akan menanam puluhan hingga ratusan pohon.
  • Setelah menemukan lahan yang sesuai, bersihkan lahan tersebut dari bebatuan dan tanaman pengganggu.
  • Setelah itu, Anda dapat mulai menggemburkan tanah dengan menggunakan cangkul. Setelah tanah gembur, diamkan tanah selama satu minggu agar gas-gas beracun yang terdapat di tanah bisa menghilang.
  • Karena tanaman cengkeh dapat tumbuh subur di dalam tanah dengan tingkat keasaman 4,5 hingga 7, maka Anda dapat menambahkan 1 ton kapur dolomit setiap 1 hektar tanah apabila tingkat keasaman kurang dari 5.
  • Buatlah lubang pada tanah dengan kedalaman 75 cm, tinggi 75 cm, dan lebar 75 cm.
  • Masukkan pupuk kandang pada lubang tersebut lalu diamkan selama satu bulan agar unsur hara dapat menutrisi tanah.

budidaya cengkeh

3. Penanaman Bibit

Pada proses penanaman, terdapat beberapa hal yang perlu Anda perhatikan.

  • Penanaman sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan karena hujan dapat memberikan pasokan air yang cukup pada tanah.
  • Jangan menanam cengkeh dengan jarak tanaman yang terlalu rapat. Pastikan jarak antara pohon cengkeh yang satu dan yang lain sekitar 7 atau 8 meter.
  • Apabila semua sudah siap dan jarak tanam tidak terlalu rapat, Anda dapat mulai memasukkan bibit cengkeh pada cekungan tanah yang sudah dibuat. Kemudian tutup cekunag tersebut dengan tanah lalu padatkan secara perlahan.
  • Ikat tanaman dengan kayu dengan posisi kayu menancap dan miring.
  • Taburkan pupuk kandang di sekitar bibit cengkeh lalu timbun lagi dengan menggunakan tanah. Apabila diperlukan, Anda juga dapat menambahkan kapur pertanian untuk memperbaiki tingkat keasaman tanah.

4. Perawatan Cengkeh

Membudidayakan tanaman cengkeh bukan hanya tentang menanam dan menyiram saja. Anda juga perlu melakukan perawatan intensif terhadap tanaman cengkeh agar terhindar dari hama dan penyakit.

Selain itu, perawatan ini juga bertujuan agar tanaman cengkeh dapat tumbuh besar dan kokoh serta cepat membuahkan hasil yang berkualitas. Adapun perawatan intensif tersebut adalah sebagai berikut.

  • Tahun-tahun pertama menumbuhkan cengkeh merupakan masa yang rawan. Maka dari itu, pada 2 tahun pertama, sebaiknya Anda memberikan pupuk pada tanaman cengkeh setiap 4 bulan sekali.
  • Apabila Anda menemukan masalah pada daun dan pertumbuhannya, semprotkan insektisida karena bisa jadi masalah tersebut disebabkan oleh hama.
  • Jangan biarkan tanaman cengkeh kekurangan air. Maka dari itu, Anda harus menyirami tanaman dengan air yang cukup secara teratur terutama pada musim kemarau.
  • Gulma atau tanaman liar dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Jadi, Anda harus rajin membersihlan tanaman dari tumbuhnya gulma.
  • Penggemburan tanah harus dilakukan secara teratur yaitu setiap satu bulan sekali.

budidaya cengkeh

5. Proses Memanen Cengkeh

Proses yang satu ini membutuhkan kesabaran tingkat tinggi karena seorang petani cengkeh baru dapat menikmati hasil kerja kerasnya setelah 5 atau 7 tahun. Anda tidak perlu khawatir karena Anda akan mendaptkan hasil yang berlimpah dalam sekali panen.

Hal ini karena satu pohon cengkeh dapat menghasilkan 3 hingga 5 kilogram cengkeh. Tentu Anda dapat membayangkan berapa hasil yang akan Anda dapatkan dari ratusan pohon cengkeh.

Selain itu, satu pohon cengkeh bisa dipanen sebanyak 3 sampai 6 kali dengan jarak waktu 5 sampai 7 hari. Anda harus memperhatikan jarak waktu panen tersebut karena. Apabila cengkeh dipanen sebelum waktunya, cengkeh tersebut akan dianggap tidak berkualitas meskipun Anda sudah menggunakan bibit yang berkualitas.

Perlu diingat bahwa yang dipanen dari tanaman cengkeh adalah bunganya yang masih kuncup, bukan yang mekar. Akan tetapi, jangan salah memanen bunga yang belum matang. Ciri-ciri cengkeh yang siap panen adalah berisi dan memiliki warna yang matang, meskipun masih berupa kuncup.

Untuk memanennya, Anda cukup memetik bagian bunganya saja. Jadi, Anda tidak perlu menggunting bagian rantingnya karena dapat mengganggu pertumbuhan tunas tanaman cengkeh.

Memang. budidaya cengkeh akan terasa berat di awalnya. Anda harus merogoh kocek yang cukup dalam untuk membeli lahan dan bibit unggul. Belum lagi waktu yang dibutuhkan untuk menunggu masa panen. Tetapi, hasilnya menjanjikan keuntungan yang fantastis, sehingga kerja keras Anda tidak akan sia-sia.