Tips Sukses Ternak Ayam Kampung dan Peluang Bisnis di Baliknya

Daging ayam adalah salah satu jenis makanan yang banyak digemari. Kesadaran untuk mengonsumsi makanan sehat membuat masyarakat mulai banyak yang beralih dari daging ayam negeri ke daging ayam kampung. Ayam kampung lebih disukai karena diyakini lebih sehat. Tren ini menunjukkan, bisnis ternak ayam kampung memiliki prospek yang menjanjikan.

Perbedaan Ayam Kampung dan Ayam Negeri

Daging ayam adalah salah satu sumber protein hewani yang cukup terjangkau harganya. Tak hanya murah, daging ayam juga memiliki kandungan asam amino yang lengkap sehingga baik bagi tubuh. Bagi masyarakat Indonesia, daging ayam sangat digemari. Bahkan, hampir di setiap daerah memiliki masakan khas yang berbahan dasar daging ayam misalnya saja sate ayam, opor ayam, dan sebagainya.

Meskipun memiliki banyak jenis, ayam yang dikonsumsi dagingnya dan banyak dijual di pasaran terdiri dari dua macam, yaitu ayam kampung dan ayam broiler. Keduanya tentu memiliki perbedaan, baik dari segi fisik, daging, kandungan gizi, maupun harganya.

Perbedaan Fisik

Perbadaan fisik antara ayam kampung dan ayam negeri terlihat dari ukuran dan bentuk tubuhnya. Meskipun tidak gemuk, ayam kampung justru memiliki bentuk tubuh yang lebih gagah. Ayam kampung memiliki beberapa tulang yang terlihat menonjol ke permukaan di bagian dadanya, yang menunjukkan ayam kampung tidak terlalu banyak memiliki lemak.

Sedangkan ayam negeri pada umumnya memiliki tubuh yang gemuk dan besar. Hal ini disebabkan ayam negeri, yang biasa dipelihara di peternakan, mendapat pakan yang banyak mengandung berbagai vitamin dan nutrisi.

Namun, tubuh ayam negeri yang gemuk, terutama pada bagian dadanya, menunjukkan bahwa ayam ini memiliki banyak lemak. Di peternakan, ayam negeri cenderung kurang bergerak dan kurang mendapat cahaya matahari dibandingkan ayam kampung. Aktivitas ayam ini hanya makan dan tidur. Sama seperti manusia, kondisi ini menyebabkan lemak menumpuk.

Ternak Ayam Kampung

Perbedaan Daging

Sesuai dengan ukuran tubuhnya, ayam kampung memiliki daging yang tidak tebal, terasa keras dan liat saat dipegang, dengan tulang-tulang yang panjang. Warna dagingnya lebih gelap, tidak terlalu cerah seperti daging ayam negeri. Perbedaan warna daging ini dipengaruhi oleh makanan, cara hidup, dan usia hidup ayam.

Meskipun tipis, daging ayam kampung justru membutuhkan waktu lama saat dimasak. Untuk mendapatkan tingkat kelembutan yang sama, daging ayam kampung memerlukan waktu dua kali lebih lama dibandingkan ayam negeri. Namun, daging ayam kampung memiliki rasa yang jauh lebih gurih dan nikmat, terutama jika diolah dengan resep masakan khas Indonesia. Pada proses mengolah dagingnya pastinya dicabuti bulunya dulu sampai bersih atau bisa menggunakan mesin pencabut bulu unggas atau mesin pencabut bulu ayam.

Ayam negeri biasanya memiliki kulit yang mengkilap dan licin karena mengandung banyak lemak dan lebih mudah lunak atau sobek dibandingkan ayam kampung. Warna dagingnya cerah dan cenderung putih, terasa lebih empuk saat ditekan, dan lebih cepat matang saat dimasak. Pada bagian ekor dan leher akan terlihat mengandung banyak lemak.

Perbedaan Kandungan Gizi

Selama ini, mungkin masih banyak orang yang meragukan keamanan daging ayam negeri. Seperti diketahui, dulu memang sering dijumpai peternak yang menyuntik ayam negeri  dengan hormon pertumbuhan agar ayam tumbuh besar dan gemuk. Tentu saja hal ini memengaruhi kesehatan manusia yang mengonsumsi daging ayam negeri.

Namun, Pemerintah Indonesia sendiri telah melarang praktik penyuntikan hormon untuk ayam negeri. Pemerintah telah secara resmi melarangnya melalui Surat Edaran Direktur Kesehatan Hewan no. 329/XII/4-1 tahun 1983. Jadi, kekhawatiran mengenai adanya suntikan hormon pertumbuhan pada ayam negeri tidak perlu ada lagi. 

Dengan demikian, mengonsumsi daging ayam kampung atau negeri sama-sama aman. Kandungan gizi antara kedua jenis ayam ini pun tidak jauh berbeda. Namun, karena kandungan lemak ayam negeri lebih banyak, maka bagi Anda yang menghindari lemak, tentu ayam kampung jauh lebih baik untuk dipilih.

Daging ayam merupak salah satu sumber protein hewani yang cukup baik. Baik daging ayam kampung maupun ayam negeri memiliki kandungan protein yang tidak berbeda, yaitu adalah 37 gram per 100 gram daging ayam. Namun, kandungan lemak kedua jenis ayam ini sangat jauh berbeda.

Ayam kampung memiliki kandungan lemak hanya  gram per 100 gram daging, sedangkan ayam negeri memiliki kandungan lemak lebih dari dua kali lipatnya, yaitu 14,7 gram per 100 gram daging. Maka, tak salah jika dikatakan daging ayam kampung lebih sehat dibandingkan ayam negeri, jika dilihat dari segi kandungan lemaknya. 

Ternak Ayam Kampung Nasi

Perbedaan Harga

Sudah bukan rahasia jika harga daging ayam kampung jauh lebih mahal dibandingkan ayam negeri, baik yang dijual di pasar-pasar tradisional maupun di supermarket. Perbedaan harga ini disebabkan perbedaan waktu yang dibutuhkan untuk memelihara ayam hingga dagingnya siap dijual.

Pengembangbiakan ayam kampung memerlukan waktu lebih lama, yaitu sekitar 6 bulan. Sedangkan ayam negeri dapat dikembangbiakkan dalam waktu jauh lebih cepat, hanya 1 bulan. Cepatnya waktu pengembangbiakkan ini membuat banyak orang tertarik beternak ayam negeri, sehingga suplainya berlimpah. Dampaknya, harganya pun lebih murah.

Peluang Bisnis Ayam Kampung yang Menggiurkan

Sebagian besar masyarakat Indonesia mengandalkan daging ayam untuk mencukupi kebutuhan protein tubuh. Tidak heran, baik di kota maupun di kampung, daging ayam kerap ditemukan sebagai menu makanan sehari-hari. Namun ternyata, tingkat konsumsi daging ayam Indonesia masih sangat rendah, hanya 9 kg per kapita per tahun, lebih kecil dibandingkan Malaysia.

Yang lebih disayangkan, tingkat konsumsi daging ayam yang rendah tersebut masih didominasi oleh ayam rasa atau ayam negeri. Sedangkan tingkat konsumsi ayam lokal atau yang lebih dikenal sebagai ayam kampung masih sangat rendah, yaitu 6% dari total produksi unggas nasional. Hal ini dikarenakan ayam kampung masih dianggap komoditas pelengkap saja.

Dari fakta tersebut dapat dilihat bahwa usaha ternak ayam kampung memiliki peluang yang sangat besar untuk dikembangkan. Apalagi, ayam kampung merupakan sumber genetik asli Indonesia yang memiliki banyak keunggulan sehingga sudah seharusnya dimanfaatkan sebaik mungkin.

Sebelum memulai usaha ternak ayam kampung, ada baiknya Anda mengetahui beberapa faktor penting berikut agar bisa merencanakan bisnis dengan baik, yaitu:

Ternak Ayam Kampung Bisnis

1. Keunggulan Bisnis

Usaha ternak ayam kampung sangat menarik untuk dijadikan alternatif bisnis yang menguntungkan karena memiliki keunggulan sebagai berikut:

  • Pilih ayam kampung jenis super agar waktu panen bisa lebih cepat. Ayam kampung jenis super bisa mempersingkat waktu panen hingga 50 hari. Modal yang dikeluarkan bisa kembali lebih cepat kembali.
  • Harga ayam kampung lebih tinggi dibandingkan ayam broiler karena masa panennya lebih lama. Dilihat dari sisi pemilik usaha, harga yang tinggi dan stabil tentu lebih menguntungkan.
  • Ayam kampung, terutama yang berjenis super, lebih tahan penyakit, sehingga tingkat kematiannya juga lebih rendah, hanya sekitar 2% saja. Hal ini berarti pengusaha bisa memanen lebih banyak ayam.
  • Ayam kampung terkenal memiliki daging yang gurih dan enak. Penggemar daging ayam kampung tetap banyak meskipun harganya lebih mahal.
  • Ayam kampung juga dikenal lebih sehat karena hanya sedikit mengandung lemak. Begitu juga dalam hal pakan. Ayam negeri mendapatkan pakan yang mengandung bahan kimia, sementara ayam kampung diberi pakan dari bahan-bahan alami sehingga dagingnya pun lebih sehat. 

2. Faktor Kendala

Sebagaimana bisnis lainnya, selain memiliki keunggulan, bisnsi ternak ayam kampung juga memiliki kendala berupa:

  • Pertumbuhan ayam kampung relatif lambat, terutama jika tidak menggunakan Day Old Chick (DOC) atau anak ayam unggulan.
  • Untuk mendapatkan DOC masih relatif sulit.
  • Pertumbuhan ayam biasanya tidak seragam sehingga memengaruhi kestabilan suplai untuk memenuhi permintaan konsumen.

Untuk meminimalkan kendala tersebut dibutuhkan dukungan dari pemerintah melalui penelitian, teknologi, dan juga strategi pengembangan peternakan unggas yang lebih baik.

3. Target Konsumen

Sebagai makanan kegemaran banyak orang. ayam kampung memiliki pasar yang besar. Apalagi ayam kampung diyakini lebih sehat untuk dikonsumsi, sehingga daya serap pasar tidak perlu dikhawatirkan. Selain pasar perorangan, Anda juga bisa menargetkan para pelaku usaha kuliner sebagai konsumen usaha ternak ayam kampung yang akan Anda jalankan.

4. Strategi Promosi

Sebaik apa pun produk yang ditawarkan akan sia-sia jika produk dan bisnis Anda tidak dikenal. Usaha ternak ayam pun membutuhkan promosi. Banyak cara yang bisa dilakukan, di antaranya:

  • Promosi dari mulut ke mulut, yaitu mengenalkan bisnis kepada kerabat, tetangga, dan lingkungan setempat.
  • Memanfaatkan media sosial untuk menjangkau pasar yang lebih luas lagi. Media sosial terbukti cukup efektif untuk menjaring pelanggan.
  • Menjalin kerja sama dengan para pengusaha kuliner. Sistem kerja sama akan membuat usaha Anda lebih stabil dalam jangka waktu lama karena sudah memiliki pasar yang tetap.
  • Bekerja sama dengan pemerintah setempat, misalnya dengan mengikuti event-event promosi seperti bazar atau pameran UMKM dan sebagainya.

Tips Sukses Beternak Ayam Kampung

Anda tentu tidak mau usaha ternak berjalan biasa-biasa saja. Apa saja tips yang perlu dilakukan agar usaha ternak ayam berjalan sukses? Berikut ini penjelasannya. 

  • Memilih Bibit Unggul

Faktor pertama yang memengaruhi kesuksesan usaha ternak ayam tentu saja adalah bibit yang digunakan. Pemilihan bibit ayam sangat penting karena menentukan kualitas keturunan yang dihasilkan. Bibit ayam kampung yang unggul memiliki ciri: telur menetas sesuai waktunya, anak ayam tidak cacat, sehat, dan aktif bergerak, matanya berwarna cerah, dan bisa berdiri tegap.

  • Menyiapkan dan Merawat Kandang

Sesuaiakan ukuran kandang dengan usia ayam. Lengkapi kandang anak ayam dengan lampu agar selalu hangat. Sediakan area terbuka karena ayam kampung lebih senang berada di luar kandang. Bersihkan kandang dan wadah pakan secara rutin, jaga kandang selalu kering, cukup cahaya matahari, dan gantilah air minum.

Ternak Ayam Kampung

  • Menyiapkan pakan

Salah satu hal yang disukai orang dari ayam kampung adalah pakannya yang serba alami atau organic. Berikan pakan dari bahan-bahan herbal, seperti bekatul, jagung, dedak, daun papaya, sisa nasi, dan makanan sisa lainnya. Untuk anak ayam, bisa diberikan pakan buatan pabrik seperti BR (poer) karena teksturnya lebih halus dan mudah dicerna.

Untuk menghasilkan ayam kampung yang berkualitas, Anda bisa mengikuti aturan pemberian pakan seperti berikut:

a. Sebelum Masa Bertelur

Untuk anak ayam usia 0-2 bulan, barikan pakan ayam broiler. Setelah berumur 2-4 bulan, campurlah pakan broiler dengan dedak dan jagung. Ayam yang berumur lebih dari 4 bulan membutuhkan pakan 7-8 gr/hari sebanyak 2-3 kali sehari. Berikan campuran layer dengan dedak atau jagung, juga sedikit daun-daunan, sekitar seperlima bagian.

b. Memasuki Masa Bertelur

Ayam kampung memasuki masa bertelur ketika berumur 6 bulan. Berikan pakan 85 gr/hari sebanyak 2-3 kali makan. Pakan bisa berupa campuran layer dengan dedak dengan perbandingan 1:1 ditambah hijauan sebanyak seperempat bagian. Kandungan protein pakan adalah 12% dan kalori 2.500 kkal per gram.

c. Pakan Tambahan

Agar lebih ekonomis, berikan pakan tambahan buatan sendiri, misalnya 1 kg tangkai, daun, atau umbi talas yang dicincang kecil, dicampur dengan 0,5 kg beras dan 0,5 kg dedak dan tepung tulang atau cangkang keong yang ditumbuk sebanyak 1 sendok makan, kemudian kukus. Anda juga bisa memanfaatkan sisa makanan dari rumah atau restoran.

  • Vaksinasi

Vaksinasi sangat diperlukan untuk ayam, khususnya pada usia DOC untuk memperkuat sistem kekebalan tubuhnya. Berikan vaksinasi dengan dua minggu sekali.

  • Cara Beternak Yang Ekonomis

Kebanyakan peternak memelihara ayam dengan sistem umbaran atau kandang dibuat apa adanya. Cara ini menyebabkan produktivitas rendah karena risiko ayam dan telur hilang. Sebaliknya, ada juga yang mengurung ayam di dalam kandang selama 24 jam dan memberikan pakan pabrikan dalam jumlah banyak. Akibatnya, pertumbuhan menjadi lambat.

Untuk menghindari kerugian akibat cara yang beternak yang tidak ekonomis, lakukan usaha ternak dengan sistem semi intensif, yaitu ayam tidak dibiarkan liar, juga tidak dikurung selama 24 jam serta diberi pakan dengan komposisi yang pas antara buatan pabrik dan alami.

Ternak Ayam Kampung Terbaik

1. Kandang Semi Intensif

Untuk membuat kandang semi intensif, gunakan sebidang lahan berumput dan pasang pagar di sekelilingnya agar ayam tidak keluar dari area tersebut. Di dalam lahan, buatlah kandang tertutup dan kandang koloni untuk tempat ayam berkembangbiak. Sesekali, cangkul lahan agar cacing bisa berkembang biak.

2. Perkawinan Semi Intensif

Lakukan perkawinan sistem semi intensif, yaitu perkawinan tidak hanya terjadi secara alami, melainkan juga dengan bantuan peternak. Caranya adalah dengan memasukkan 6 ekor indukan betina dan 1 ekor pejantan ke dalam kandang koloni yang berukuran 1×2 m. Beberapa hari kemudian perkawinan bisa terjadi dan 3 hari kemudian ayam akan bertelur.

Segera keluarkan telur agar dierami oleh betina lainnya atau dengan memasang inkubator atau mesin penetas telur. Jumlah telur yang dihasilkan tiap tahunnya rata-rata 115 butir/indukan. Jumlah ini bisa ditingkatkan dengan memberi pakan dan perlakuan yang tepat atau dengan beternak ayam kampung hasil persilangan.

3. Pemeliharaan Semi Intensif

Meskipun produktivitasnya rendah, bibit ayam kampung asli lebih baik daripada silangan karena lebih tahan penyakit. Pada sistem semi intensif, ayam kampung dipelihara di dalam sebuah area yang terlindung dan ayam bisa mendapatkan protein dari cacing-cacing yang terdapat di lahan tersebut. Beri pakan tambahan 2 hingga 3 kali sehari.

Dalam 6 bulan, Anda sudah bisa mendapatkan telur ayam kampung. Namun, untuk dijual dagingnya. ayam baru bisa dipanen setelah berumur 8-12 bulan. Dengan sistem semi intensif ini berat badan ayam lebih besar dari sistem umbaran dan telur yang dihasilkan pun lebih banyak.

Menjalankan usaha ternak ayam kampung memang membutuhkan ketelatenan dan ketekunan. Namun, keuntungan yang bisa didapatkan juga sangat menggiurkan. Adanya dukungan dari pemerintah untuk semakin menggalakkan konsumsi daging ayam kampung di masyarakat juga membuat usaha ini memiliki prospek yang cerah. Tertarik untuk mencoba?