Cara Membuat Sate Padang dengan Bumbu yang Lezat

Kalau menyebut nama Padang, mungkin hampir semua orang akan langsung ingat rendang. Rendang merupakan makanan khas Padang dengan bumbu rendang yang nikmat, selain rendang makanan yang terkenal lainnya adalah sate padang. Di antara sekian banyak kekayaan kuliner yang berasal dari ranah Minang ini, sate Padang merupakan salah satu yang juga populer dan bisa dijumpai di banyak tempat di luar Sumatra Barat.

Di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Bogor, Yogyakarta, dan kota lainnya, tidak sulit menemukan penjual sate jenis ini. Tidak hanya berupa gerobak yang mangkal di kaki lima, restoran, atau warung tenda, tukang sate Padang juga banyak ditemui di kompleks-kompleks perumahan. Mereka menjajakan dagangannya dengan berkeliling, biasanya pada malam hari.

Sate Padang yang berkuah kental dan biasanya disajikan panas-panas ini memiliki banyak kekhasan. Misalnya, satenya sudah dimasak terlebih dahulu sebelum dibakar dan bumbunya tidak menggunakan bumbu kecap atau bumbu kacang seperti sate lainnya. Sate yang beraroma sedap ini disajikan bersama ketupat dengan wadah beralas daun pisang.

Mengenal Sate Padang

Hingga kini, tidak diketahui secara pasti siapa yang mula-mula menciptakan kreasi sate khas Padang ini. Namun, sate Padang diyakini berasal dari daerah Padang Panjang dan sudah ada sejak lama. Dari daerah asalnya, sate Padang kemudian menyebar ke wilayah lain karena banyak peziarah dan pemuda dari Padang Panjang yang merantau ke Pariaman.

Di tempat baru, sate Padang mengalami sedikit modifikasi karena disesuaikan dengan selera masyarakat setempat. Sate Padang pun memiliki penampilan dan rasa yang sedikit berbeda di tiap daerah sehingga sampai saat ini dikenal tiga daerah asal sate Padang yang terkenal, yaitu Padang Panjang, Pariaman, dan Padang Kota, dengban ciri khas sebagai berikut:

Sate Padang

  • Sate Padang Panjang

Sate khas Padang Panjang memiliki kuah yang kental dan berwarna kuning. Warna kuning ini berasal dari kunyit yang merupakan rempah utama dalam membuat kuah satenya. Sate Padang Panjang mengeluarkan aroma yang lebih harum dan rempah-rempahnya jauh lebih terasa kuat di lidah.

  • Sate Pariaman

Kuah sate yang berasal dari Pariaman tidak berwarna kuning, melainkan merah. Dalam membuat bumbu, orang Pariaman menambahkan lebih banyak cabai merah sehingga selain warnanya merah, rasanya pun lebih pedas.

  • Sate Padang Kota

Berbeda lagi dengan sate Padang Kota. Sate ini memiliki kuah yang berwarna kecokelatan. Banyak yang berpendapat bahwa warna cokelat pada kuah sate Padang Kota ini disebabkan perpaduan antara sate khas Padang Panjang dan sate khas Pariaman.

Meski mengalami sedikit perubahan, pada dasarnya proses pembuatannya tetap sama. Daging segar direbus agar menjadi lunak, kemudian diiris-iris dan dilumuri bumbu yang terdiri dari berbagai macam rempah. Air kaldu rebusan daging digunakan sebagai bahan untuk membuat kuah sate. Sebelum disantap, sate dibakar menggunakan arang seperti sate pada umumnya.

Karena itu, dari mana pun asalnya dan bagaimana pun penampilannya berbeda-beda, sate khas masyarakat Minang ini sama nikmatnya. Ternyata, tak hanya enak di lidah, sate Padang juga punya manfaat untuk tubuh karena kandungan gizinya cukup banyak, terutama dari daging sapi, yaitu:

  • Zat besi, yang berguna untuk mencegah anemia, meningkatkan metabolisme tubuh, dan meningkatkan kekebalan tubuh.
  • Protein, yang sangat penting dalam membantu perkembangan otak dan membentuk jaringan baru atau menambah massa otot-otot tubuh.
  • Selenium, yang dibutuhkan tubuh untuk membentuk zat antioksidan dan meningkatkan kekebalan tubuh.
  • Seng atau zinc, yang berfungsi meningkatkan metabolism, kekebalan tubuh, dan fungsi reproduksi pada laki-laki.
  • Vitamin B Kompleks, yang berperan dalam meningkatkan konsentrasi dan daya ingat karena vitamin B membantu kerja sistem saraf otak.
  • Omega 3, yang membantu menjaga fungsi jantung, sistem saraf pusat, dan hati.

Meski juga mengandung kolesterol, daging sapi tetap aman untuk dikonsumsi asalkan dalam porsi yang tepat dan tidak berlebihan.

Apa Bedanya Sate Padang Panjang, Sate Dangung-Dangung, dan Sate Pariaman

Sate Padang memiliki bermacam variasi. Tiga di antaranya adalah sate Padang Panjang, sate Dangung-Dangung, dan Sate Pariaman. Apa saja perbedaan ketiganya?

  • Sate Padang Panjang

Sate Padang Panjang memiliki ciri kuah yang berwarna kuning kecoklatan dengan aroma kunyit yang dominan. Cita rasanya gurih dan sedikit pedas. Sate Padang Panjang lebih dikenal dengan nama sate Darek.

  • Sate Pariaman

Sate Pariaman asli memiliki kuah berwarna merah kecokelatan. Warna merah yang lebih dominan ini disebabkan penggunaan cabai merah yang lebih banyak. Tak heran, rasa kuah sate Pariaman jauh lebih pedas dibandingkan sate Padang Panjang.

Sayangnya, cukup sulit menemukan sate Pariaman berkuah merah di luar daerah asalnya. Rata-rata penjual sate Pariaman meracik kuah berwarna coklat, yang merupakan perpaduan antara sate Padang Panjang dan Pariaman.

  • Sate Dangung-Dangung

Dangung-dangung adalah nama ibukota Kecamatan Guguk, Kabupaten 50 kota. Perbedaannya sate Dangung-dangun dengan sate Padang Panjang atau sate Pariaman adalah rasanya yang jauh lebih manis. Daginnya dibaluri parutan bumbu kelapa kekuningan di sekelilingnya.

Kuahnya sendiri mirip dengan kuah sate Padang Panjang, yaitu berwarna kuning kecokelatan dengan aroma wangi yang menggoda. Jadi, memakan sate ini akan memberikan perbaduan rasa gurih dan manis yang nikmat di lidah. Sate Dangung-dangung bisa dengan mudah dijumpai di seluruh wilayah Sumatra Barat.

Cara membuat sate ini sama dengan sate Padang lainnya. Hanya saja, karena penggunaan rempahnya yang dihaluskan tidak terlalu banyak, sate Danguang-danguang ini memiliki rasa yang lebih ringan. Tidak terlalu terasa aroma bumbu dan rempah. Namun, sate ini menggunakan bumbu segar utuh yang lebih banyak.

Perbedaan lain terletak pada pembuatan kuahnya. Selain menggunakan kaldu daging, kuah sate Dangung-dangung menggunakan santan kental dan sedikit gula aren, sedangkan sate Padang lainnya tidak. Itu sebabnya, sate Danguang-danguang terasa manis.

Sate Padang Dangung

5 Perbedaan Sate Padang dengan Sate Daerah Lain

Sate Padang memang memiliki kekhasan tersendiri dibandingkan dengan sate pada umumnya. Apa saja yang membedakan sate Padang dengan sate dari daerah lain di Indonesia? Ini dia.

1. Bumbunya Komplit

Perbedaan mencolok yang langsung terlihat sangat berbeda dibanding sate umumnya adalah dalam hal bumbu. Sate daerah lain biasanya disantap bersama bumbu kacang atau bumbu kecap yang ditambah irisan cabai rawit dan bawang merah. Sedangkan sate Padang dinikmati dengan cara yang berbeda.

Saat akan disantap, sate disiram dengan kuah kental. Kuah inilah yang memberikan sensasi rasa yang berbeda saat menyantap sate Padang jika dibandingkan sate lainnya. Kuah sate Padang dibuat dengan campuran aneka rempah dan bumbu, seperti cabai, bawang merah, bawang putih, ketumbar, kunyit, jintan, gula, dan garam.

2. Disajikan Bersama Kuah

Sate dari daerah lain umumnya tidak menggunakan kuah dan disantap dalam keadaan kering. Sate Padang lebih menyerupai masakan karena adanya kuah kuning kental yang menjadi salah satu ciri khasnya. Kuah ini disiramkan di atas tusukan-tusukan sate daging yang sudah dibakar.

Sebelum dimasak, daging sapi terlebih dulu direbus. Air sisa rebusan inilah yang menjadi bahan kuah sate Padang. Karena dibuat dari kaldu daging sapi asli ditambah aneka bumbu, tak heran kuah satenya terasa lezat alami meski tanpa penyedap buatan.

3. Memiliki Aroma Khas

Meski sama-sama mengeluarka aroma yang menggugah selera, ada perbedaan aroma antara sate pada umumnya dengan sate Padang. Sate daerah lain mengeluarkan aroma yang berasal dari daging mentah yang dibakar di atas arang. Sedangkan sate Padang akan menguarkan aroma berbeda saat dibakar karena seluruh satenya sudah siap dimasak lebih dahulu sebelum dibakar.

Selain itu, aroma wangi sate khas Sumatra Barat ini juga tercium lebih kuat yang berasal dari kuahnya. Aroma yang berasal dari kuah ini sangat khas karena kuah dibuat dari aneka bumbu dengan takaran yang pas.

4. Daun Pisang Sebagai Alas

Ciri khas lain dari sate ini yang membedakannya dengan sate pada umumnya adalah penggunaan daun pisang sebagai alas. Bahkan, meskipun dimakan di atas piring, tetap dialas dengan daun pisang. Begitu juga dengan para penjual sate Padang di pinggir jalan. Kertas pembungkus sate lebih dulu dilapisi daun pisang.

Yang tak kalah unik, lembaran daun pisang yang digunakan sebagai alas juga sudah dihangatkan di perapian lebih dahulu. Tujuannya untuk membunuh kumah-kuman sehingga aman dipakai. Namun, sulitnya mendapatkan daun pisang membuat penjual sate Padang di beberapa kota tidak lagi menggunakan daun pisang sebagai alas dan sate langsung disajikan sate di atas piring.

5. Keripik Pedas dan Kerupuk Jangek

Kuah sate Padang ternyata tak hanya dinikmati bersama sate atau lontong yang biasa disajikan bersama sate. Biasanya, setelah sate dan lontong ketupat sudah habis disantap, kuahnya masih tersisa. Tentunya sayang kalau kuah yang nikmat dan dibuat dengan rumit ini dibuang begitu saja bukan?

Nah, ada cara unik untuk menikmati kuah sate Padang. Ambillah kerupuk jangek alias kerupuk kulit atau keripik pedas khas Padang yang biasanya disediakan oleh penjual sate Padang. Campurkan atau cocolkan keripik pedas atau kerupuk jangek tersebut ke kuah sate dan nikmati rasa yang berbeda hasil perpaduan keduanya.

Sate Padang Lezat

Cara Membuat Sate Padang dengan Bumbu yang Lezat

Sate Padang dibuat dari daging segar yang dimasukkan ke dalam panci atau kuali besar yang berisi air, lalu direbus dua kali dengan menggunakan drum dan air yang berbeda. Setelah itu, daging diiris-iris dan dilumuri bumbu dan rempah-rempah.

Air rebusan daging digunakan sebagai kaldu untuk membuat kuah sate, dengan dicampur berbagai macam bumbu yang sudah dihaluskan. Seluruh bumbu dimasak bersama selama kurang lebih 15 menit.

Umumnya, sate Padang baru akan dibakar ketika akan dimakan dengan menggunakan arang dari tempurung kelapa. Karena daging sate ini sebetulnya sudah matang, pembakaran tidak perlu dilakukan terlalu lama. Jadi, hanya untuk menghangatkan saja.

Sebelum membuat sate Padang, ada beberapa tips untuk menghasilkan sate yang lezat, yaitu:

  • Pilihlah daging yang berkualitas baik, yaitu masih segar, tidak mengandung lemak dan urat yang terlalu banyak. Baik daging bagian luar maupun bagian dalam bisa digunakan.
  • Potonglah daging dengan ukuran tepat karena ukuran daging akan memengaruhi keempukan. Potongan daging yang terlalu besar akan menyebabkan daging tidak matang sempurnam sedangkan jika potongan daging yang terlalu kecil akan membuat sate mudah gosong. Usahakan ukurannya seragam agar hasilnya empuk dan matang bersamaan.
  • Selain bisa langsung dibakar setelah ditusuk, untuk hasil yang lebih baik, daging sapi juga bisa direndam dahulu. Gunakan campuran air, madu, dan jahe, parutan nanas, bawang merah, bawang putih, kemiri, serta garam untuk merendam daging. Bumbu rendaman berguna untuk menghilangkan bau daging dan membuat sate lebih empuk.
  • Sate bisa dibakar menggunakan bara api dari arang batok kelapa atau panggangan listrik atau gas yang sudah diolesi mentega agar daging tidak lengket di panggangan. Bakarlah sate selama 3-5 menit dan gunakan panas yang tepat agar sate matang sempurna. Jangan lupa sesekali balik-balikkan sate agar matang merata.

Sekarang, Anda sudah bisa mencoba membuat sate Padang dengan mengikuti resep berikut.

Bahan:

  • 1/2 kg daging sapi
  • 1 lidah sapi
  • 1/2 kg campuran jeroan sapi
  • 2 cm jahe, memarkan
  • 1 batang serai, memarkan
  • 1 lembar daun kunyit
  • 2 cm lengkuas, memarkan
  • 500 ml air
  • 4 lembar daun jeruk
  • 50 gram tepung beras, di larutkan dengan sedikit air

Bumbu:

  • 4 cabai merah kering
  • 1 sdt garam
  • 5 siung bawang putih
  • 2 sdt ketumbar, sangrai
  • 5 butir bawang merah
  • 1/2 sdt merica bubuk
  • 5 cm kunyit
  • 1 sdt jintan bubuk, sangrai
  • 1/2 sdt gula pasir

Bahan Pelengkap:

  • Bawang goreng untuk taburan
  • Ketupat atau lontong
  • Daun pisang, potong melingkar

Resep Sate Padang

Cara Membuat:

  1. Potong-potong daging sapi dengan bentuk dadu sesuai ukuran yang diinginkan, jangan terlalu tebal atau besar supaya ketika dibakar bisa matang secara merata.
  2. Cuci semua bahan termasuk daging, lidah, dan jeroannya sampai bersih.
  3. Masukkan semuanya ke dalam wadah dan sisihkan sementara.
  4. Buat bumbu dengan cara menghaluskan semua bahan bumbu dengan menggunakan blender atau ditumbuk sampai benar-benar halus.
  5. Lumuri daging dengan bumbu yang sudah dihaluskan tadi sampai merata.
  6. Sebelum dimasak dan dibakar, diamkan dulu daging, lidah, dan jeroan yang sudah dilumuri bumbu tadi supaya bumbunya bisa meresap ke dalam dengan sempurna.
  7. Masak daging mersama dengan jahe, lengkuas, daun kunyit, dan daun jeruk sampai tercium aroma harum dan daging menjadi matang.
  8. Angkat daging dari wajan dan kentalkan dengan larutan tepung beras. Supaya kuah bisa kental dengan merata, aduk dengan cepat saat larutan tepung beras dimasukkan.
  9. Siapkan tusukan sate yang bisa dibuat sendiri dengan menggunakan mesin penusuk sate.
  10. Tusuk-tusuk daging, lidah, dan jeoran yang sudah dipotong-potong dengan rapi. Atur jumlah potongan yang ingin disusun dalam satu tusukan sate.
  11. Bakar sate di atas bara api sampai dagingnya berwarna kecoklatan dan tercium aroma yang harum.
  12. Jika sudah matang, angkat sate dan sajikan di atas piring yang sudah dialasi daun pisang, siram dengan kuah kental, lalu taburi dengan bawang goreng.
  13. Sate Padang siap untuk disajikan bersama dengan lontong atau ketupat.

Sate Padang merupakan representasi karakteristik makanan tradisional Minangkabau. Aneka rempah yang menghasilkan aroma harum membuktikan kelihaian orang Minang dalam mengolah bumbu. Cita rasanya yang khas mampu menembus batas geografis. Terbukti, sate Padang disukai bukan saja oleh masyarakat Sumatra Barat, tapi juga di seluruh pelosok Nusantara.